Pemerintah Desa Cijagang Bentuk Program Desa Budaya

Desa Cijagang, Kecamatan Cikalongkulon, saat ini sedang menggagas program desa budaya yang mengusung budaya lokal mengenai tradisi dan hukum adat yang masih di pegang teguh masyarakat. Hal tersebut sebagai upaya untuk melestarikan kearifan lokal yang harus dikembangkan.

Sekertaris Desa Cijagang, Deden, menjelaskan, menggagas program desa budaya ini dilatar belakangi oleh bentuk tata kelola pemerintahan desa terdahulu yang masih memegang teguh pada tradisi. Untuk saat ini, pihaknya sudah menjalankan pelestarian adat serta tradisi terdahulu dengan mengenakan pakaian adat sunda 'Rebo Nyunda' yang sudah dipakai sebelum adanya perda.

“Dilihat dari hubungan sosial masyarakat hingga lingkungan yang baik semakin menumbuhkan tingkat partisipasi mayarakat yang masih memegang teguh tradisi zaman dulu dan mengedepankan gotong royong antar masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan,” ucapnya kepada “BC” Jum’at, (23/10).

Menurut Deden, program desa budaya yang sudah diterapkan dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat menininggikan tradisi yang selalu dipakai zaman dulu untuk diterapkan di zaman sekarang. Seperti dalam soal pemeliharaan sumber mata air (Ci Kahuripan, red), Jumat bersih, gotong royong membersihkan lingkungan desa, dan program penjagaan irigasi (tanggul, red) yang di buat secara tradisional,

“Pernah dulu membuat tanggul dipondasi secara modern menggunakan bronjong (Jaring kawat, red) sampai sekitar enam kali selau diterjang oleh arus aliran sungai yang besar, sampai akhirnya pemikiran kami untuk beralih menggunakan peralatan tradisional kranda (Awi yang dikerangka sebagai penahan batu, red),” terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Cijagang, Asep Zulkarnaen, mengungkapkan, melalui program desa budaya yang saat ini sedang digagas, diharapkan agar masyarakat mampu menjalin ikatan persaudaraan yang lebih kuat lagi melalui berbagai kegiatan yang digelar. Sehingga generasi muda sekarang ini mampu melestarikan tradisi yang ada di Desa Cijagang.